Cinta Rasul, Jom Ikut Sunnahnya;
Kewajiban Mengikuti Sunnah Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam dan Mengagungkannya
Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sholawat dan salam buat Junjungan yang mulia, kekasih setiap yang beriman, Muhammad Rasulullah SAW.
Alhamdulillah, syukur syukur, berkesempatan lagi kita menyambut bulan yang mulia, bulan pilihan Allah SWT untuk menzahirkan Junjungan Nabi SAW ke alam dunia, membawa rahmat bagi sekalian alam. Bulan yang penuh kebajikan yang terbentang luas, hanya tinggal memetiknya bagi sesiapa yang berkehendak.
Di kesempatan ini, mari kita merenung sejenak. Apakah Bukti kita mencintai Rasul SAW?
Mengagungkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan perkara yang besar dan agung. Yang memerlukan bukti dan amalan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Ironisnya keadaan pada saat ini justeru terjadi sebaliknya, fenomena yang ada pada sebahaagian kaum muslimin enggan menerima, mengabaikannya, bahkan mengolok-oloknya.
Padahal Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (ertinya):
“Dan apa yang diperintahkan Rasul kepada kalian maka lakukanlah sedang apa yang beliau larang darinya maka tinggalkanlah.” (Al Hasyr: 7)
“Barangsiapa yang menaati Rasul bererti ia telah menaati Allah.” (An Nisa’: 80)
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa yang menderhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah ia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Al Ahzab: 36)
Ketiga ayat di atas menunjukkan secara tegas bagaimana semestinya sikap seorang muslim menempatkan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, iaitu wajib mengambilnya.
Hal ini merupakan kewajiban yang tidak ada tawar-menawar lagi. Kemudian menjadikan sunnah tersebut sebagai pedoman dalam melangkah dan melakukan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Oleh kerana itu, Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai penjelas Al-Qur’an bukan sekadar menyampaikan atau membacakannya secara lafazh saja, sebagaimana dalam firman-Nya ertinya):
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur’an agar engkau terangkan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka.” (An Nahl: 44)
Demikian pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Saya mewasiatkan bagi kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat kepada pimpinan, walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Kerana sesungguhnya barangsiapa yang hidup sepeninggalku ia akan melihat perbezaan yang banyak, maka di saat seperti itu wajib atas kalian bepegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah para Al Khulafa’ Ar Rasyidin. Gigitlah dengan gigi-gigi geraham kalian! Jauhilah perkara-perkara yang baru (bid’ah) kerana sesungguhnya semua bid’ah itu sesat!”
(Shahih, HR. Ahmad, Abu Dawud dan At Tirmidzi dari hadits Al Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’, no. 2549)
No comments:
Post a Comment